Tulungagung – Baru dua bulan, alokasi fogging atau pengasapan oleh Dinkes Tulungagung hanya tinggal sepuluh kali. Dinkes berharap desa-desa ikut terlibat dalam pelaksanaan fogging untuk pencegahan DBD.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tulungagung Desi Lusiana Wardani mengatakan tahun ini pihaknya hanya dijatah 20 kali pelaksanaan fogging atau pengasapan untuk mencegah Demam Berdarah Dengue. Padahal, tahun lalu dinkes mendapat jatah sampai 80 kali.
Desi mengakui penurunan alokasi ini imbas dari efisiensi anggaran oleh pemkab. Baru dua bulan di tahun ini, dinkes sudah melakukan fogging sepuluh kali, artinya tersisa sepuluh kali fogging lagi. Desi berharap pemerintah desa juga ikut menganggarkan kegiatan fogging di desanya masing-masing.
Desi menegaskan fogging bukan solusi satu-satunya untuk pencegahan DBD, namun masyarakat harus menjalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara optimal. Desi juga menginginkan PSN dilakukan di sekolah, karena berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.
Sebelumnya, dinkes mencatat 198 kasus DBD di Tulungagung dalam tujuh pekan pertama di tahun 2025. Dari jumlah itu empat anak-anak meninggal dunia.(Amr/Lcky)